It’s a little different part 2

Hayah my beloved reader yg ttep stay tune di blog tak jelas ini. Sorry ya aku udah lama ga bwt NC… maklum saya kelas 9 n lg sibuk2nya blajar *jiah anak rajin* oke daripada ngokngikngek bacot kagak jelas cekidot! Ini part 2 nya It’s a little different. Abis reader minta part nightnya /muahahaha *ketawa setan* esp to Acan =3 sainganku dapetin Eunhyuk… *baik kan aku mau bwtin NC yg castnya diminta sm #1 biasku?*

 

Hyocan memoleskan sedikit make up natural ke wajahnya. Dia sudah creambath, luluran, dan berusaha mempersiapkan dirinya secantik mungkin. Gaun tidur mini berenda itu membalut tubuhnya tanpa ada underwear di dalamnya. Ya tentu saja sengaja. Agar nanti sang kekasih a.k.a Lee Hyukjae tak perlu lagi repot-repot melucuti pakaiannya. “Aku sudah cantik belum ya?” tanyanya pada pantulan dirinya di cermin. Jarinya memainkan rambut ikalnya yang dicat kecoklatan. Dia melakukan beberapa gerakan seduktif. Mengelus bayangan di cermin, menggigit bibirnya. “Ah, sudahlah…” dan dia merasa geli sendiri.

Dia kemudian berjalan ke ranjang tidurnya. Membuat ranjang itu senyaman mungkin. Digantinya seprai ranjang itu dan dia juga sudah memasang aroma teraphy di kamarnya. Dia memandang sekeliling, memastikan bahwa malam ini, di ruangan ini, mereka hanya menikmatinya berdua. “Cepatlah Hyukkie oppa, aku bisa masturbasi kalau kau tak datang juga.” Dia mengedarkan pandangan lagi dan mendapati jam dinding, Hyukkie terlambat setengah jam. Akhirnya dia memutuskan ke market untuk membeli beberapa snack. Dikenakannya mantelnya kemudian menutup pintu apartementnya yang terkunci otomatis.

Kemudian dia turun ke lantai dasar menggunakan lift. Tidak mungkin dia turun tangga mengingat apartementnya itu di lantai 35. Namun begitu pintu lift terbuka, didapatinya Hyukjae disitu. “Kau mau kemana?” tanya Hyukjae sembari masuk. “Ah, tadi mau ke market tapi tak jadi deh,” kata Hyocan sambil merapatkan mantelnya. Mereka bertiga di lift, dan ahjusshi itu keluar di lantai tiga. Sekarang mereka hanya berdua. “Oppa lama sekali,” Hyocan merengek sebal. “Maaf, tadi ada urusan…” bela Hyukjae seadanya. Dia melirik Hyocan, “Kau, cantik sekali…”

“De?” Hyocan bersemu merah mendengarnya. Dia tak berani memandang wajah Hyukjae namun dapat dia rasakan wajah kekasihnya itu semakin mendekatinya. Hingga akhirnya bibir Hyocan yang sigap lebih dulu menyambar bibir Hyukjae. “Hmpft, Hyo?” Hyukjae tercengan dengan perlakuan Hyocan. Dan beberapa detik kemudian Hyukjae menampakkan seringainya, nafsunya juga sudah memuncak. Hyukjae langsung mendorong Hyocan ke sudut lift. Buru-buru dilepaskannya juniornya melewati seleting celananya. “Ah, Hyukkie oppa…” Hyocan agak kurang yakin dengan melakukannya di dalam lift. Namun Hyukjae keburu mengangkat dress tidur Hyocan, dan gairahnya makin memuncak mendapati Hyocan tak memakai dalaman. Segera diangkatnya kaki Hyocan yang kiri.

“Oppa, Tungg, aarrhh… Ngh..” Hyocan mengernyit. Tanpa izin, Hyukjae keburu memasukkan juniornya. “ng.. Hyo, ah~” Hykjae terus saja meamsukkan juniornya dengan desahannya yang makin tak karuan. “Ngh… hmmm… ah!” kadang desahan Hyocan tersentak karena Hyukjae sesekali menyentak masuk juniornya. Memberikan sensasi lebih bagi Hyocan sendiri. Dan desahan indah mereka diriingi denting lift yang terdengar tiap melewati satu lantai.

“Aigoo… anak muda zaman sekarang.”

Keduanya terkejut bukan main. Langsung tersadar dari kenikmatan masing-masing dan menoleh kearah suara. Pintu lift terbuka dan seorang halmoni nampak disana. Mereka mematung. Ntah apa yang harus mereka lakukan sekarang. Halmoni itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menutup pintu lift kembali. “Oppa… a, aku juga ingin. Ta,tapi di kamar saja ya?” kata Hyocan malu-malu. belum lagi masih ada kontak diantara mereka. “Ahh… de, mianhae,” jawab Hyukjae sama malunya. Pelan dilepasnya kontak diantara mereka. Hyocan merapikan poni Hyukjae yang berantakan sementara Hyukjae sibuk dengan celananya, “gomawo…”

Pintu lift terbuka, mereka sampai di lantai 35. Mereka berjalan keluar beriringan dari lift. Hyukjae sama sekali tak mau melepas Hyocan. Tangannya mengait pinggang Hyocan erat. Dan nampak mereka berjalan yang terburu-buru. Sebegitu inginnya kah?

“Aishh… ssshhh…” Hyukjae nampak meringis. “gwenchana oppa?” tanya Hyocan khawatir. Walau jalan dengan cepat, memang nampak Hyukjae agak tertatih-tatih. Namun dia masih tersenyum dan membelai rambut Hyocan. “gwenchana, hanya ituku masih sakit karena tadi pagi,” ujar Hyukjae sambil menunjuk juniornya. Wajah Hyocan berubah merah padam lagi. Mereka sudah sampai di depan pintu apartement Hyocan, nampak Hyocan yang sulit sekali memasukkan card keynya sangkin gugupnya. “Biar kubantu,” Hyukjae membimbing tangan Hyocan. Dia nyengir sendiri melihat reaksi kekasihnya. “go..mawo,” balas Hyocan begitu pintu terbuka.

Hyukjae langsung menuju kamar Hyocan. Hyocan dapat mendengar desahan Hyukjae seiring suara Hyukjae yang loncat ke kasurnya. Hyocan kemudian menyimpan card keynya di dekat pintu, melepas mantelnya dan berjalan ke kamarnya. Dia menutup pintu kamarnya. Menarik napas dalam-dalam kemudian berbalik melihat Hyukjae disitu sudah berbaring topless. Hanya jeans sepinggul yang dikenakannya. Memamerkan boxer Levis dan tentu saja perut sixpacknya. Hyukjae berjalan mendekati Hyocan, dan Hyocan menatap balik Hyukjae. Tangannya masih menggenggam knop pintu. “Aku ingin mencobanya dengan berbagai posisi…” desah Hyukjae tepat di telinga Hyocan. Mata Hyocan melebar sempurna namun lidah Hyukjae sudah liar menjilati tiap lekuk daun telinga Hyocan. Membuat Hyocan langsung terlena saat itu juga. “Oohhh… oppa,” desahnya menutup mata menerima kenikmatan yang diberikan Hyukjae.

Hyukjae mulai meraba punggung Hyocan sambil lidah dan bibirnya masih menikmati kulit leher Hyocan. “Ngghh.. oppa…” Liur Hyukjae mulai memenuhi leher Hyocan. Dan dalam satu sentakan Hyocan telentang berada di popongan Hyukjae. “Omo!” Hyocan sendiri terkejut dan mengerjab-ngerjabkan matanya. Hyukjae langsung saja menghempaskan tubuh Hyocan dan tanpa babibu melepas jeans, boxer and the last… his underwear *lama-lama aku jadi ngerasa si Hyukkie kayak maksa mau perkosa Hyocan /plaks!*

Hyocan sendiri sampai bingung dengan nafsu Hyukjae. Dia salah makan atau apa? “Hyo-ah~” dan sekatika Hyukjae melompat ke ranjang. Mengurung tubuh Hyocan diantara tangannya, namun tangannya yang satu sudah keburu meremas payudara Hyocan. “Dde.. oopp..ppaa? ahh~ Ngh…” Hyocan tak dapat menahan desahannya. Hyukjae meremas payudaranya dengan ritme tak beraturan. “Sudah lama kita tak melakukannya,” katanya sambil menyenderkan kepalanya di belahan payudara Hyocan. “Baa..rru.. ttaadi pagi.. op,pa… ahh~~”

“Masa sih?” tanya Hyukjae pelan. Dia mengelus paha Hyocan dan jarinya bermain-main mencari miss V Hyocan. “Ahh.. oppa.. jebal ahh… nghh.. argh…” desahan Hyocan berubah erangan saat Hyukjae juga tanpa permisi memasukkan tiga jarinya sekaligus ke miss V  Hyocan. “Ahh.. ahh… oppa..aahh…” tangan Hyocan liar berusaha menjambak rambut Hyukjae dengan sisa tenaganya. Namun jari Hyukjae yang keluar masuk cepat. Sesekali menyentak atau mengaduk-aduk di dalam sana. Menyentuhkan kuku-kuku jarinya. Hanya desahan yang dapat dikeluarkan Hyocan.

“Aku tidak percaya baru tadi pagi. Buktinya milikmu masih sempit. Membuat aku tak sabar lagi memasukinya,” kata Hyukjae. Wajahnya mendekat pada Hyocan yang sudah ngos-ngosan. Tangannya berhenti meremas payudara Hyocan. Jarinya juga berhenti bergerak namun masih tetap di dalam Miss V Hyocan. “Kau… oppa, kenapa, ahh… langsung begitu sih?”

Hyukjae menghela napas, kemudian menempelkan hidungnya dengan hidung Hyocan. Dan beberapa detik mencium manis bibir Hyocan. “Ntahlah, aku hanya sudah ingin saja,” kata Hyukjae begitu dia melepaskan ciumannya. Dia kemudian melepas jarinya dari miss V kekasihnya itu. cairan cinta putih itu sudah membalut jarinya. Dioleskannya cairan itu ke wajah Hyocan dengan perlahan dan penuh rasa cinta. Dan terakhir dia mengoleskannya  pada bibir Hyocan. “Saranghaeyo~” gumam Hyukjae lembut. Sama lembutnya dengan ciuman yang diberikannya pada Hyocan. Ia menghisap bibir Hyocan kemudian lidahnya menjilati wajah Hyocan. Menikmati hasil orgasme Hyocan yang tadi dioleskannya.

Hyocan masih diam, namun dia juga tak mau hanya jadi yang dinikmati. Dia menarik Hyukjae dan menciumnya penuh nafsu. “Hmmppfftt!! Empfft!!” Hyukjae juga makin mencium Hyocan ganas. Tangan Hyukjae memaksa kepala Hyocan agar menciumnya lebih dalam. Mereka mengambil udara sebentar kemudian melanjutkan ciuman mereka. Kecapan dan nafas yang tertahan menggema di kamar Hyocan. Lidah Hyukjae mulai bermain-main dengan lidah Hyocan. Liur Hyukjae turun mulai mengalir dari lidah dan dagunya. Menetes ke leher dan mulut Hyocan sendiri.

“Hmmppftt!! Oppa ahh~~” desah Hyocan saat Hyukjae memulai lagi aksi ciuman panasnya. Kemudian Hyocan memasrahkan tubuhnya saat Hyukjae bermain lagi di lehernya. Menggigitnya dan membuat beberapa kissmark. “Ngh… “ dan nafsu Hyukjae terus mencuat dengan desahan Hyocan dan semilir kepalanya yang sesekali terangkat. Memberikan ruang  yang lebih jenjang untuk Hyukjae menciumi lehernya.

Hidung Hyukjae menjalar mengendusi aroma tubuh Hyocan, dan akhirnya diturunkannya tali gaun tidur Hyocan. Masih sebatas menampakkan payudaranya. “Ahhh~ ehmm.. hmm…”

Hyukjae mulai menjilati dan menghisap nipple Hyocan kuat. Desahan dan ringisan itu bercampur seiring hisapan dan gigitan Hyukjae pada nipple Hyocan. “Mashita~(lezat~)” gumam Hyukjae sambil melirik Hyocan penuh arti. “Ahhh…” Hyocan hanya mendesah seksi kemudian mendorong kepala Hyukjae lagi ke payudaranya. Hyukjae menerima tawaran Hyocan dan menjilati lagi nipple Hyocan nikmat. Tangannya mulai mengelus-elus payudara Hyocan yang satunya dan mengelilingi sekitar nipplenya. Hingga akhirnya mencubit nipple itu keras-keras diiringi desahan panjang Hyocan. “Oppa… ppali ah, ngh, ahh… ahhh…” satu payudara Hyocan masih asik dikulum Hyukjae sementara yang lainnya masih diremas kuat dan sesekali memilin nipplenya. “mendesahlah yang lebih indah Hyocan sayang~” kata Hyukjae sembari dia melahap payudara Hyocan yang tadinya hanya dimainkan tangannya.

“Ahhh.. mhhmm… ahh…” Hyocan menurut saja. bahkan dia merentangkan tangannya betul-betul memberikan tubuhnya sebagai mainan Hyukjae. Kemudian Hyukjae menjilati tubuh Hyocan melalui belahan dadanya. Sembari tangannya menggulung gaun tidur itu kebawah hingga Hyocan betul-betul telanjang sekarang. Hyocan ngos-ngosan atas service yang diberikan Hyukjae padanya. “Ahh….” Desahnya panjang seperti bernapas lega. Walau jilatan Hyukjae di perutnya masih menerbangkan kupu-kupu di perutnya.

“Omo! Oppa, ahh~ permisi dulu… ngghh… a-aahh…” sontak Hyocan mendesah lagi saat nikmat di vaginanya terasa. Diakibatkan lidah lembut seorang Lee Hyukjae. “Oooohh… oppa…” dia meringis dan meremas seprai begitu Hyukjae menghisap vaginanya. Hyukjae berusaha menyedot cairan cinta itu banyak-banyak layaknya cairan itu adalah sumber  kehidupan. Hyocan tak bisa menhana lagi sensasi yang membuat vaginanya mengeluarkan cairan itu lagi. Dan akhirnya disitu Hyukjae membiarkan Hyocan menarik napas lagi. Dia tersenyum puas sambil menyeka mulutnya. “really… it’s really delicious,” desahnya. “Benarkah?” tanya Hyocan sama menggodanya. Hyukjae mengangguk. Hyocan berniat mengambil alih permainan sekarang. Dia menarik pundak Hyukjae dan menciumnya. Namun sedetik kemudian dia mengernyit. “Arrghh.. jincha.. ngh.. ahhh oppaaa!!! Ahh…”

Hyukjae hanya tersenyum jahil. Dan lagi-lagi tanpa permisi Hyukjae memasukkan juniornya. “dia sudah tak sabar…” desahnya. Hyocan nampaknya gemas sekali melihat tingkah Hyukjae. “A-aahh.. pelan-pelan.. ngh.. ahh… akh!” namun Hyukjae terus saja penuh nafsu mendorong juniornya. Dengan hentakan-hentakan keras berusaha memasukkan juniornya lebih dalam. Dia sudah memegangi kedua kaki Hyocan dan membukanya lebar-lebar. Bahkan dia sampai menggigit bibir bawahnya dan terus memantau jalan masuk juniornya ke vagina Hyocan. Dan sampailah seluruh junior Hyukjae di vagina Hyocan. “Aisshh.. jincha… aku tak mau main kasar lagi. Arrgghh…” marah Hyocan. Dia mentap Hyukjae tajam. Namun pesona dari Hyukjae segera meruntuhkan pertahanannya. Hyukjae tersenyum samar. “Ahhh… ahh… hmmm…” Hyukjae mendesah sendiri sambil mengambil tangan Hyocan. Disatukannya telapak tangannya dengan telapak Hyocan. Dan tanpa Hyocan sadari Hyukjae mulai bergerak maju-mundur pelan. Dan semakin cepat. “A~~aa~~aahh~~.. opp..aahh.. ehmm.. ngh… aa…” Hyocan memejamkan mata sembari gerakan Hyukjae yang makin gencar. Membuat suara genjotan di ranjangnya dan desahan Hyocan bergetar.

“Ahh.. ehm.. ahh…” Hyocan makin mempererat pegangan tangan Hyukjae karena gesekan dari junior Hyukjae juga masih memberikan sensasi pedih di Miss V Hyocan. Kaki Hyocan semakin merapat secara refleks, dan tenaga Hyukjae segera melepas tangannya dari tangan Hyocan dan melebarkan kaki itu lagi. “Ccuu..kkupp… oppa… aahhh… a-aahh~”

“Sebentar lagi Hyocan sayang, sebentar lagi,” kata Hyukjae disela-sela kegiatannya. Hyocan pasrah. Hyukjae semakin mempercepat gerakannya. Dia memegang kedua pinggang Hyocan memaksa gadis itu juga ikut bergerak. “Oooohhhh… ahhkk…” Hyukjae mendesah panjang seiring spermanya yang keluar. Memasuki rahim Hyocan dan berceceran ke seprai kasur. Dia ambruk di kedua belahan dada  Hyocan. Keduanya sama-sama mengatur napas. “nakal… jincha… hhh…” kata Hyocan sembari menyentil kening Hyukjae. Hyukjae hanya terkekeh. “Ini deh buat Hyocan,” kata Hyukjae sambil menyodorkan telunjuknya. Dia sudah mencolek spermanya yang berceceran dengan telunjuknya, kemudian dia menyodorkannya ke mulut Hyocan. Hyocan nampak tak peduli dan membuang muka. “waeyo Hyocan sayang?” tanya Hyukjae menggoda. Dia membiarkan spermanya menetes ke bibir Hyocan, dan Hyocan menjilatnya. Sedetik kemudian Hyocan sudah menarik telunjuk Hyukjae dan mengemutnya penuh nafsu. Sangat  menikmatinya hingga matanya terpejam. “Emm… mm… hmm..ssllrpmm..”  emutannya menimbulkan bunyi. Dan lagi-lagi Hyukjae terkekeh.

Perlahan Hyukjae melepas juniornya dari Miss V hyocan. Dan ringisan Hyocan tertahan dengan telunjuk Hyukjae yang masih di mulutnya. Hyukjae masih membiarkan kekasihnya itu mengulum dan mengigiti telunjuknya. Dan perlahan dia menarik telunjuknya juga. Hyocan keliatan masih ingin telunjuk itu tetap di mulutnya. “Oppa~” rengeknya. Hyukjae duduk di depan Hyocan yang juga sudah duduk dengan wajah merengek. “Yang ini…” kata Hyukjae rendah sambil menunjuk juniornya. Mata Hyocan berbinar, dia melirik Hyukjae sebentar dengan senyum kebahagiaan di bibirnya. Kemudian perlahan tangannya meremas junior Hyukjae.

“Ahhhh~” desah keduanya bersamaan. Hyukjae membuka kakinya lebar-lebar. Dan Hyocan masih asik memijiti junior itu. “Aisshh.. jincha, ahh.. ahh… ehm… nghh.. ahh~” kali ini desahan Hyukjae yang semakin menggema. Hyocan tersenyum mendengarnya dan segera dimasukkannya junior Hyukjae ke mulutnya. “Ooohhh~” Hyukjae mendesah panjang lagi. Dia menidurkan dirinya, menutup matanya dengan tangannya menikmati kuluman Hyocan. “Teruskan sayang, ahh… ngghh…”

Dan Hyocan makin lahap menikmati junior itu. sambil kadang menggigitinya. “Aisshh.. o- a- ahhh~ ahh~” desahan Hyukjae makin menjadi-jadi begitu Hyocan menghisap junior Hyukjae. Hyukjae meremas seprai dan sekali lagi spermanya keluar. Sisa sperma di mulut  Hyocan, segera ia mendekati Hyukjae dan keduanya beradu lidah. Hyukjae membersihkan sisa-sisa sperma di gigi Hyocan dengan lidahnya. “Terima kasih oppa,” kata Hyucan kemudian mendium Hyukjae lama.

“Sama-sama sayang,” kata Hyukjae sambil  mengelus pipi Hyocan, dan perlahan mata Hyukjae terpejam, “Yah, kau pandai. Ahh… ahh… tt..teruskan, ehm… yyaa, tepat disitu, ahh~” kedua tangan Hyocan sudah mengelus dan mencubiti kedua nipple Hyukjae. “Begini sayang?” gumam Hyocan sembari tersenyum nakal. Tangan Hyukjae lemas, dia tersenyum menikmatinya.. “yeah… ahhh,” desahnya  lagi begitu lidah Hyocan mulai bermain di nipple kirinya. “Arrgghh… sshhh.. aahhh…” dan ringisannya saat gigi Hyocan menggigit nipple itu. kadang kuat kadang sangat lembut. Hyukjae menjambaki rambut Hyocan untuk menahan rasa sakit yang kadang datang. Dan perlahan tangan Hyocan juga menarik junior Hyukjae masuk lagi ke Miss Vnya perlahan. Tanpa melepaskan kolomannya. “Haah.. haah… kau masih kuat rupanya, ngh, hhh…” desis Hyukjae. Akhirnya Hyocan melepaskan kulumannya karena dia pun tak bisa menahan desahan dan ringisannya. “Tten…tu sajha. Ahh… ngh…” Hyocan keenakan sendiri. “Owh, oppa, ahh…” Hyocan tak menyangka Hyukjae masih punya tenaga untuk menyentak juniornya. Ddan kembali junior Hyukjae tertananm mulus.

“Posisi yang lain. aku sudah bilang ingin dengan berbagai posisi,” kata Hyukjae sembari bangkit dan duduk. “Kau serius?” tanya Hyocan. “Tentu saja,” jawab Hyukjae sambil mengerling. Kemudian dia menjilat keringat Hyocan yang di pelipis, lalu mencium gadis itu lagi lembut sembari dia bergerak maju mundur lagi. Hyocan mengalungkan tangannya dan menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama Hyukjae yang semakin cepat. Bunyi ranjangnya yang bergoyang dan kecapan-kecapan mereka. “Ahhh…” keduanya mendesah bersamaan dan spermanya itu kembali berceceran. Hyukjae berusaha menahan tubuhnya karena kepala Hyocan juga langsung lemas di pundaknya. “Aish, menyenangkan. Hihihi~” kata Hyukjae sambil mengendus tengkuk Hyocan. “Aku mau minum dulu,” kata Hyocan sambil menyeka rambutnya yang basah. Dia melepas kontak mereka dan jalan perlahan-lahan.

Namun sampai di depan pintu Hyukjae menghalanginya. “posisi yang lain, berdiri…” kata Hyukjae pelan. Mata Hyocan melebar namun Hyukjae keburu mendorong Hyocan ke pintu dan emngangkat sebelah kakinya. Posisi seperti di lift yang sempat tertunda. “Ahhh… nghh… a-aahh~” desah Hyocan. Kepalanya terangkat dan Hyukjae menggigit lagi leher itu. kali ini Hyukjae bermain kasar. Dia terus menyodokkan juniornya dan menghentaknya kuat sama sekali tanpa jeda. “Haahh.. haahh… oppa. Aaahh~ nghh,” Hyocan mengerjab-ngerjab berusaha mencari napas. Dia sudah capai meendesah. Namun Hyukjae juga sekarang menjilati nipplenya. Bagaimana dia bisa menahan desahannya.

“aku belum bergerak, simpan desahanmu…” Hyukjae melepas jilatannya kemudian bergerak maju mundur. Tubuh Hyocan membentur-bentur pintu terus menerus dengan gerakan Hyukjae. Dia hampir menangis. “Oppa, jjeebbaall… ahhh.. ngghhh..a-aahh~” namun Hyukjae nampak tak peduli. Dan Hyocan merasakan jutaan sel sperma itu menghampiri rahimnya lagi. Terdengar sperma yang menetes ke lantai. “Ahhh… yeah~” gumam Hyukjae. “Sudah  puas? Aku lelah…” ringis Hyocan. Dia melepas lagi kontak mereka. Kemudian dengan agak murung dia meninggalkan Hyukjae pergi ke dapur. Hyukjae hanya tersenyum dan mengikuti Hyocan. Jalan mereka berdua betul-betul lambat. Hyocan mengambil air dingin dari kulkas. Meneguknya dan membiarkan air itu tumbah membasahi tubuhnya.

“Hyocan~~” rengak Hyukjae sambil memeluk Hyocan dari belakang. “Apa lagi?” tanya Hyocan. Jari Hyukjae mulai bermain-main pelan di nipple Hyocan. Dia meremas kedua payudaraitu pelan. Hyocan berusaha menahan desahannya. “Aku mau doggy style dan posisi 69,” jawab Hyukjae. Juniornya sudah mulai menggelitik di belahan bokong Hyocan. “Jincha! Jangan satu malam diembat semua,” jawabnya. dia menahan tangan Hyukjae yang sudah mulai berpindah dari perutnya mencari Miss Vnya. “Jeballl~~” rengek Hyukjae. Dia menghisap tengkuk Hyocan sekarang. “Ahh.. aisshh! Aku tak mau Doggy style karena itu melelahkan dan aku tak mau posisi 69 karena tak tahan dengan bau kakimu.”

“Boeya?” Hyukjae langsung melepas pelukannya dan memutar tubuh Hyocan. “Itu fakta Cassanova,” jawab Hyocan sinis. Dia meninggalkan Hyukjae dan berjalan ke kamarnya. “aigoo, kau lihat spermamu itu. berceceran dimana-mana,” keluh Hyocan. Kamarnya yang tadi sudah ditata baik-baik sekarang dipenuhi cairan putih kental. Hyukjae hanya nyengir. “Bahkan muncrat ke pintu?” Hyocan terkejut sendiri. Akhirnya Hyocan mengajak Hyukjae tidur di kamar tamu. Mereka berbaring di dalam selimut.

“Ngh, oppa… aku ahhh.. betull..bbetull.. ngghh.. ahh… lelah!”  Hyocan berusaha mencegah Hyukjae merasa junior Hyukjae mencuat masuk perlahan lagi ke liangnya. “Aku hanya ingin menanamkannya. Rasanya aman dan nyaman disitu,” jawab Hyukjae. “Nyaman dan aman? Bagaimana bagian tubuh sekecil ini bisa membuat kalian keenakan sih?”

“Ntahlah, sudah tidurlah. Besok pagi awas saja kau. Aku harus melakukan lima posisi,” Hyukjae memejamkan matanya. “Mwo? Besok pagi lagi? Ani ani… oppa sudah pulang saja sana! Pulang!” panic Hyocan sambil mendorong-dorong tubuh Hyukjae. Hyukjae pura-pura tidak dengar dan malah memeluk Hyocan. menempelkan dada bidangnya ke payudara Hyocan. “Oppa~~”

“Sssstttt…” hanyaa satu desisan dari Hyukjae. Hyocan akhirnya diam. “Terserahmu lah,” pasrah Hyocan dan akhirnya menutup matanya.

 

Nah reader aku gamau lg lanjut yg esok paginya. KEENAKAN SI ACAN WOOO!!! Tp kalo ad reader yg pengen lanjuti silahkan aja. Hehehe~